Silent stroke bisa rusak ingatan dan kemampuan berpikir,- Orang yang mengalami gejala seperti stroke, atau disebut juga sebagai 'silent stroke' namun tak benar-benar mengalami stroke masih berisiko tinggi terkena masalah ingatan atau penurunan kemampuan berpikir, ungkap sebuah penelitian.
Silent stroke adalah stroke yang terjadi tanpa adanya gejala atau tanda yang diperlihatkan pasien di luar. Meski tanpa tanda-tanda, namun efek dari silent stroke ini masih cukup besar hingga bisa mengganggu ingatan dan menurunkan kemampuan berpikir. Dr Rafael Ortiz menjelaskan bahwa silent stroke tak menunjukkan gejala di permukaan karena tempat terjadinya pada otak.
"Penelitian kami menekankan pentingnya mengenali gejala-gejala yang mirip stroke pada keluarga dan orang sekitar, meski gejala ini tak bertahan cukup lama. Gejala ini bisa menjadi tanda meningkatnya risiko stroke atau masalah dalam kemampuan berpikir serta ingatan," ungkap ketua peneliti Dr Brendan Kelley dari University of Cincinnati.
Kelley dan timnya mengamati 24.000 orang dengan usia rata-rata 64 tahun yang mengisi kuisioner mengenai gejala stroke. Mereka kemudian mengawasi keadaan partisipan setiap enam bulan sekali selama dua tahun.
Selama penelitian, 30 persen partisipan menunjukkan tanda-tanda stroke, namun tak benar-benar mengalami stroke. Partisipan tersebut lebih berisiko memiliki masalah ingatan dan kemampuan berpikir daripada partisipan yang tak mengalami silent stroke atau menunjukkan gejala stroke.
Ahli lainnya menjelaskan bahwa mengetahui gejala stroke merupakan kuncinya. Sangat penting untuk mengetahui gejala silent stroke seperti kesusahan berbicara, pusing, mual, rasa lemah, pandangan ganda, dan lainnya.
"Penelitian kami menekankan pentingnya mengenali gejala-gejala yang mirip stroke pada keluarga dan orang sekitar, meski gejala ini tak bertahan cukup lama. Gejala ini bisa menjadi tanda meningkatnya risiko stroke atau masalah dalam kemampuan berpikir serta ingatan," ungkap ketua peneliti Dr Brendan Kelley dari University of Cincinnati.
Kelley dan timnya mengamati 24.000 orang dengan usia rata-rata 64 tahun yang mengisi kuisioner mengenai gejala stroke. Mereka kemudian mengawasi keadaan partisipan setiap enam bulan sekali selama dua tahun.
Selama penelitian, 30 persen partisipan menunjukkan tanda-tanda stroke, namun tak benar-benar mengalami stroke. Partisipan tersebut lebih berisiko memiliki masalah ingatan dan kemampuan berpikir daripada partisipan yang tak mengalami silent stroke atau menunjukkan gejala stroke.
Ahli lainnya menjelaskan bahwa mengetahui gejala stroke merupakan kuncinya. Sangat penting untuk mengetahui gejala silent stroke seperti kesusahan berbicara, pusing, mual, rasa lemah, pandangan ganda, dan lainnya.
Posted by : obatstrokeherbal99.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar